Korelasi Kuat Tekan Beton Dan Ketahanan Sulfat Pada Beton Normal Dengan Penambahan Kaolin Sebagai Subtitusi Parsial Semen
Abstract
Abstrak
Komposisi campuran dalam pembuatan beton dapat divariasikan dengan menambahkan bahan lain yang disebut pozzolan dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan semen, memperbaiki sifat beton dan meningkatkan kekuatan beton. Salah satu material pozzolan tersebut yang bisa digunakan adalah kaolin. Pada penelitian ini dilakukan uji kuat tekan beton pada umur 7 dan 28 hari pada beton dengan penambahan kaolin sebagai subtitusi semen sebesar 0%, 5%, 10% dan 15% dan dilakukan uji ketahanan beton terhadap serangan kimia yaitu asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi 98%. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm dengan dua metode perawatan yaitu perendaman sulfat dan perawatan suhu ruangan. Mutu beton yang direncanakan adalah 30 MPa dengan FAS sebesar 0,5. Hasil pengujian kuat tekan rata-rata beton umur 28 hari dengan metode perawatan suhu ruangan pada beton normal (BN) adalah sebesar 24,77 MPa, pada beton kaolin 5% (BK5) adalah 19,54 MPa, pada beton kaolin 10% (BK10) adalah 16,91 MPa, dan pada beton dengan kaolin 15% (BK15) adalah sebesar 15,46 MPa. Sedangkan hasil kuat tekan beton rata-rata dengan variasi kaolin pada subtitusi semen sebesar 0% (BN), 5% (BK5), 10% (BK10) dan 15% (BK15) dengan metode perawatan perendaman sulfat adalah sebesar 21,59 MPa, 18,15 MPa, 15,83 MPa, dan 14,53 MPa. Hasil penelitian menunjukkan bawha perendaman sulfat dapat membuat beton mengalami kerusakan, mengalami penurunan berat dan dapat membuat beton mengalami penurunan kuat tekan terbesar hingga 12,86% pada variasi 0%.
Kata kunci: Kaolin, asam sulfat, ketahanan sulfat.
Abstract
The composition of the mixture in the manufacture of concrete can be varied by adding another material called pozzolan with the aim of reducing cement consumption, improving concrete properties and increasing concrete strength. One of the pozzolanic materials that can be used is kaolin. Because the purpose of this study was to test the strength of concrete at the age of 7 and 28 days with or without kaolin mixture with variations in cement substitution of 0%, 5%, 10% and 15% in a corrosive environment for the compressive strength and durability of concrete against chemical attack, namely sulfuric acid (H2SO4) with a concentration of 98%. The test object used is cylindrical with a diameter of 10 cm and a height of 20 cm with two treatment methods, namely treatment with sulfate immersion and room temperature treatment. The planned concrete quality is 30 MPa with a FAS of 0.5. The results of testing the average compressive strength of concrete aged 28 days with the room temperature treatment method on normal concrete (BN) is 24.77 MPa, on 5% kaolin concrete (BK5) is 19.54 MPa, on 10% kaolin concrete (BK10 ) is 16.91 MPa, and in concrete with 15% kaolin (BK15) it is 15.46 MPa. While the results of the average compressive strength of concrete with variations of kaolin in cement substitution are 0% (BN), 5% (BK5), 10% (BK10) and 15% (BK15) with the sulfate immersion treatment method is 21.59 MPa, 18.15 MPa, 15.83 MPa, and 14.53 MPa. The results showed that sulphate immersion can cause concrete damage, decrease in weight and can make concrete experience the greatest decrease in compressive strength up to 12.86% at 0% variation.
Keywords: Kaolin, sulfuric acid, sulfate resistance.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
ASTM-C267-01 (1998) ‘Standard Test Methods for Chemical Resistance of Mortars , Grouts , and Monolithic’, Current, pp. 1–6.
Barbhuiya, S. and Kumala, D. (2017) ‘Behaviour of a sustainable concrete in acidic environment’, Sustainability (Switzerland), 9(9). Available at: https://doi.org/10.3390/su9091556.
Christopher Putong (2016) ‘Pemanfaatan Kaolin Desa Toraget Kabupaten Minahasa Untuk Meruduksi Pemakaian Semen’, Repository Politeknik Negeri Manado, pp. 1–30. Available at: http://repository.polimdo.ac.id/id/eprint/498.
Gregorius Talinusa, O., Tenda, R. and Tamboto, W.J. (2014) ‘Pengaruh Dimensi Benda Uji Terhadap Kuat Tekan Beton’, Jurnal Sipil Statik, 2(7), pp. 344–351. Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/6005.
Gunawan, I. and Laraswaty, L.P. (2013) ‘Pemanfaatan Kaolin Belitung Sebagai Bahan Subtitusi Parsial Semen Pada Campuran Beton’, Forum Profesional Teknik Sipil, pp. 63–71.
Pandiangan, J.A., Olivia, M. and Darmayanti, L. (2010) ‘Ketahanan Beton Mutu Tinggi Di Lingkungan Asam Jaya’.
Purba, P. (2012) ‘Pengaruh Kandungan Sulfat Terhadap Kuat Tekan Beton’, Metana, 4(1), pp. 37–42. Available at: https://doi.org/10.14710/metana.v4i1.1723.
Rizal, F. and Hanif, H. (2016) ‘Perubahan Mikrostruktur Beton Akibat Agresi Asam Sulfat’, Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi, 2(2). Available at: https://doi.org/10.30811/jstr.v2i2.40.
SNI-1974-2011 (2011) ‘SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder’, Badan Standardisasi Nasional Indonesia, p. 20.
SNI 03-1972-1990 (1990) ‘SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton’, Badan Standar Nasional Indonesia, pp. 1–12.
SNI 03-2834-2000 (2000) ‘SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal’, Sni 03-2834-2000, pp. 1–34.
Supit, S.W.M., Sondakh, F. and Waworuntu, R. (2020) ‘Ketahanan sulfat dan laju korosi beton yang menggunakan kaolin dan abu terbang’, Jurnal Teknik Sipil Terapan, 2(1), pp. 36–45.
DOI: https://doi.org/10.29103/tj.v13i1.807
Refbacks
Copyright (c) 2023 Muhammad Atiqurrohman Baihaki
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Creative Commons "Attribution-ShareAlike”
Attibusion Internasional (CC BY-SA 4.0)
March and September
In cooperation with Ikatan Sarjana Teknik Sipil (ISATSI NAD) Lhokseumawe