https://teras.unimal.ac.id/teras/issue/feedTeras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil2024-03-25T14:46:22+07:00Prof. Dr. Ir Wesli, MTwesli@unimal.ac.idOpen Journal SystemsTeras Jurnalis a journal that communicates the results of research within the scope of civil engineering and scientific development as well as aspects of practitioners. The process of manuscript submission is open throughout the year. All submitted manuscript will be screened with double-blind peer review and editorial review before they are accepted to publishhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/983Studi Perilaku Tiang Group Pada Lapisan Tanah Terlikuifaksi2024-03-25T14:46:02+07:00Adolf Situmorangsitumorangadolf@usm.ac.idAnik Kustirinianikkustirini@usm.ac.idHani Purwantihanipurwanti@usm.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Likuifaksi merupakan satu fenomena yang terjadi pada lapisan tanah akibat gempa bumi. Pada saat terjadi likuifaksi tanah mengalami peningkatan tekanan air pori yang menyebabkan tanah kehilangan kuat geser sehingga mengalami penurunan tegangan efektif dan secara linier mengakibatkan penurunan kuat geser. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui perubahan perilaku tiang akibat lapisan tanah terlikuifaksi disepanjang tiang. Semua analisa perubahan perilaku tiang dibandingkan dengan kondisi atau kondisi tidak ada lapisan terlikuifaksi, sehingga dapat diketahui perubahan perilaku tiang ketika ada lapisan teriluifaksi. Dari hasil analisa defleksi diketahui bahwa terjadi perubahan defleksi yang besar jika dibandingkan antara lapisan tidak terlikuifaksi dengan lapisan terlikuifaksi, yaitu dari 0,16 mm menjadi 4,32 mm atau meningkat sebesar 4.16 mm. Perubahan momen untuk lapisan tidak terlikuifaksi 23 kN menjadi 219 kN untuk kondisi lapisan terlikuifaksi atau meningkat sebesar 196 kN.m, hal yg sama pada perubahan daya dukung yang mengalami penurunan ketika terjadi likuifaksi, sehingga disimpulkan bahwa ada perubahan perilaku tiang jika terdapat lapisan terlikuifaksi.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>likuifaksi, sondir, daya dukung tiang, defleksi</em></p><p> </p><p> </p><p> </p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p class="11daftarpustaka"> </p><p>Liquefaction is a phenomenon that occurs in soil layers due to earthquakes. When liquefaction occurs, the water pressure of soil has increased which causes the soil to lose shear strength, resulting in a decrease in effective stress and linearly resulting in a decrease in shear strength. This research was conducted to determine changes of pile behavior due to liquefaction of the soil layer along the pile. All analyses of changes of pile behavior are compared with conditions where there is no liquefaction layer, so that changes of pile behavior can be seen when there is liquefaction layer of soil. The results of the deflection analysis, it is known that there is a large change in deflection when compared between the non-liquefaction layer and the liquefaction layer, namely from 0.16 mm to be 4.32 mm or increases 4.16 mm. The change in moment for the liquefaction layer is 23 kN to be 219 kN for the liquefaction layer condition or increases 196 kN.m, the same thing as the change in bearing capacity which decreases when liquefaction occurs, so it is concluded that there is a change of pile behavior if there is a liquefaction layer.</p><p> </p><p>Keywords: <em>liquefaction, CPT, bearing capacity of pile, deflection</em></p>2024-03-25T14:46:02+07:00Copyright (c) 2024 Adolf Situmoranghttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/999Evaluasi Kapasitas Tampang Drainase Kawasan Perumahan Desa Leuhan Kabupaten Aceh Barat2024-03-25T14:46:03+07:00meylis safrianimeylissafriani@utu.ac.idM. Arrie Rafshanjanimarrierafsanjhani@utu.a.c.idFitry hasdanitafitryhasdanita@utu.a.c.idAlfiansyah Yulianurfian_7anur@usk.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p class="Abstract">Banjir yang melanda Desa Leuhan Dusun Raja Ampat kabupaten Aceh Barat disebabkan limpasan air hujan yang mengenangi kawasan setempat. Penyelesaian yang tepat untuk mengatasi banjir kota adalah evaluasi kapasitas penampang drainase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui debit banjir rancangan dan kapasitas penampang drainase. Metode penelitian dilakukan dengan analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Hujan rencana dan debit rancangan ditentukan dengan analisis hidrologi. Analisis debit banjir rancangan kala ulang dihitung dengan metode rasional. Kapasitas dan dimensi penampang drainase dihitung berdasarkan analisi hidrolika dengan <em>software </em>HEC-RAS 5.0. Hasil penelitian diperoleh hujan rencana dan debit banjir rencana untuk periode ulang sepuluh tahun yaitu, 259,957 mm dan 712,393 m³/s. Hasil analisis menunjukkan sembilan penampang drainase perlu dilakukan evaluasi. Penampang drainase mengalami luapan disebabkaan oleh ketidakamampuan menampung debit banjir pada saat terjadinya hujan. Setelah dilakukan evaluasi dan perlebaran penampang saluran drainase tinggi luapan mengalami penurunan bahkan tidak terjadi luapan di saluran drainase kawasan perumahan Desa Leuhan. </p><p> </p><p>Kata kunci: <em>drainase , analisis frekuensi, debit banjir, Hec-Ras 5.0, Log Person III</em></p><p> </p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p class="11daftarpustaka"> </p><p>Flooding in Leuhan Village, Raja Ampat Hamlet, West Aceh District is caused by rainwater runoff that inundates the local area. The right solution to overcome urban flooding is the evaluation of drainage cross-sectional capacity. The purpose of this study was to determine the design flood discharge and drainage cross-sectional capacity. The research method was conducted with hydrological analysis and hydraulics analysis. Rainfall and design discharge were determined by hydrological analysis. The analysis of the design flood discharge of the return period was calculated by the rational method. The capacity and dimensions of the drainage cross section were calculated based on hydrological analysis with HEC-RAS 5.0 software. The results of the study obtained the rainfall plan and the flood discharge plan for the ten-year return period, namely, 259.957 mm and 712.393 m³/s. The analysis results show that nine drainage cross sections need to be evaluated. The drainage cross section experienced overflow due to the inability to accommodate flood discharge during rainfall. After the evaluation and widening of the drainage channel cross section, the overflow height has decreased and there is no overflow in the drainage channel of the Leuhan Village residential area.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Drainage, frequency analysis, flood discharge, Hec-Ras 5.0, person log lll</em></p>2024-03-25T14:46:03+07:00Copyright (c) 2024 meylis safrianihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1002Evaluasi Tatakelola Pembangunan Jembatan Wae Racang Di Kabupaten Manggarai Provinsi NTT2024-03-25T14:46:04+07:00Kasmir Gonkasmirgon22@gmail.com<span lang="EN">The Wae Racang Bridge is a node for Road Sections: Golowoi-Meda, Beo Kina-Pau-Wae Racang and Muwur-Bapa-Wae Racang. The bridge was built on the Wae Racang River which is the boundary between West Cibal District and North Rahong, which was built in 2014 and hasn’t been used at all by infrastructure users until April 2023. This study aims to find out the causes of the unutilized bridge based on public perceptions and to evaluate the management of regional infrastructure. The research was carried out in several stages, including review of related journal articles, observation of research locations, observations of the PUPR Office as the organizer of the work, surveys of community perceptions, simple statistical data processing to find out the dominant response, discussion, and conclusions</span><span lang="EN-GB">. </span><span lang="EN">Of the 43 respondents, the dominant response stated that the budget planning wasn’t based on a feasibility study on economic feasibility studies, resulting in the Wae Racang Bridge being built not bringing economic benefits to the community, so that the development budget became redundant which describes the performance and management of local regional administrations in the matter of transportation infrastructure development still needs to be improved because it doesn’t consider sustainability aspects at all. bridge construction.</span>2024-03-25T14:46:04+07:00Copyright (c) 2024 Kasmir Gonhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1003Analisis Banjir pada Polder Sunter Timur II dengan Menggunakan HEC-RAS (Ras Mapper)2024-03-25T14:46:05+07:00Agis Setiyowatiagis.setiyowati@ui.ac.idEvi Anggrahenievi.anggraheni@eng.ui.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Banjir di Jakarta menimbulkan kerusakan dan kerugian, menjadi latar belakang dilakukannya analisis banjir di Polder Sunter Timur II yang disajikan dalam makalah ini. Wilayah hilir Jakarta terbagi menjadi 43 sistem polder dan salah satunya adalah Polder Sunter Timur II. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan luas daerah banjir rencana Polder Sunter Timur II. Analisis hidrologi menggunakan software HEC-HMS dan analisis banjir menggunakan HEC-RAS (Ras Mapper). Data input yang digunakan dalam pemodelan yaitu <em>Digital Elevation Model (DEM)</em>, hidrograf, peta penggunaan lahan. Daerah tangkapan air polder Sunter Timur II sebesar 1,328 km<sup>2</sup>. Hasil simulasi HEC-HMS didapat debit banjir rencana kala ulang 5, 10 dan 25 tahun yaitu sebesar 185 m<sup>3</sup>/dt, 208,7 m<sup>3</sup>/dt, 234,3 m<sup>3</sup>/dt. Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan luas daerah banjir dengan debit banjir kala ulang 5, 10 dan 25 tahun adalah 857,08 Ha, 885,62 Ha, 979,59 Ha.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>banjir, sistem polder, analisis hidrologi, HEC-HMS, HEC-RAS</em></p><p> </p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p class="11daftarpustaka"> </p><p>Flood in Jakarta cause damage and losses are the reason for flood analysis of the East Sunter II Polder presented in this paper. Downstream area of Jakarta is divided into 43 polder systems and one of them is East Sunter II Polder. This study aims to obtain the flood area of Polder East Sunter II plan. Hydrological analysis using HEC-HMS software and flood analysis using HEC-RAS (Ras Mapper). Input data used in modeling are Digital Elevation Model (DEM), hydrograph, land use map. Catchment area of the East Sunter II polder is 1,328 km<sup>2</sup>. The result of HEC-HMS, for 5-, 10- and 25-year return period flood discharge is 185 m<sup>3</sup>/s, 208,7 m<sup>3</sup>/s, 234 m<sup>3</sup>/s. The results of HEC-RAS show that the flood area with 5, 10 and 25-year return period flood discharge is 857,08 Ha, 885,62 Ha, 979,59 Ha.</p><p> </p><p>Keywords: <em>flood, polder system, hydrology analysis, HEC-HMS, HEC-RAS</em></p>2024-03-25T14:46:05+07:00Copyright (c) 2024 Agis Setiyowatihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1004Analisis Wilayah Kerentanan Bencana Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kota Lhokseumawe2024-03-25T14:46:06+07:00Cut Ayu Lizarcutayulizar@ymail.comHalus Satriawansatriawan_80@yahoo.co.idCut Azizahcut.azizah13@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Lhokseumawe merupakan wilayah yang sering terjadi banjir atau genangan. Pencegahan banyaknya korban serta kerugian material dapat dilakukan dengan zonasi wilayah rentan banjir. Metode analisis penelitian adalah deskriptif analitik. Sistem informasi geografis yang merupakan sistem informasi berbasis komputer digunakan dalam penelitian. Aplikasi <em>Software</em> <em>Arcgis 10.8</em> digunakan untuk penyajian informasi dan pemetaan zonasi kerentanan banjir. Setiap parameter dilakukan proses <em>scoring</em> menggunakan metode AHP dan klasifikasi nilainya dilakukan <em>overlay</em>. Tujuan penelitian adalah mengklasifikasi data dasar parameter kerentanan banjir dalam bentuk spasial, pemetaan wilayah rentan banjir, serta diketahuinya faktor penyebab banjir yang paling dominan. Hasil penelitian diperoleh wilayah sangat rentan banjir 51,08 km<sup>2</sup> (37,27%), rentan 81,42 km<sup>2</sup> (59,40%), kerentanan sedang 3,75 km<sup>2</sup> (2,74%), sedikit rentan 0,41 km<sup>2</sup> (0,30%) dan tidak rentan 0,39 km<sup>2</sup> (0,29%). Faktor penyebab banjir yang paling dominan adalah densitas drainase dengan kategori sangat buruk dan buruk dengan persentase 95,37% sehingga kurang baiknya sistem pengaliran.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>zonasi, kerentanan, banjir, arcgis, AHP</em></p><p> </p><p> </p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Lhokseumawe an area that often experiences flood or inundation. Preventing large numbers of victims and material losses can be done by zoning areas prone to flooding. The research analysis method is descriptive analytic. Geographic information systems, which are computer-based information systems, are used in research. The Arcgis 10.8 software application is used to present information and map flood vulnerability zoning. Each parameter is subjected to a scoring process using the AHP method and the value classification is overlaid. The aim of the research is to classify basic data on flood vulnerability parameters in spatial form, map flood vulnerable areas, and identify the most dominant factors causing floods. The research results showed that the area was very vulnerable to flooding 51.08 km2 (37.27%), vulnerable 81.42 km2 (59.40%), moderately vulnerable 3.75 km2 (2.74%), slightly vulnerable 0.41 km2 (0.30%) and not susceptible 0.39 km2 (0.29%). The most dominant factor causing flooding is drainage density in the very poor and poor categories with a percentage of 95.37% so that the drainage system is not good.</p><p> </p><p>Keywords: <em>zonation, vulnerability, flood, Arcgis, AHP</em></p>2024-03-25T14:46:06+07:00Copyright (c) 2024 Cut Ayu Lizarhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1008Analisis Karakteristik Tanah Gambut Berserat dan Dampaknya Terhadap Infrastruktur2024-03-25T14:46:07+07:00Dewi Amaliadewi.amalia@polban.ac.idElrich Gratiawan WD Guloelrich.gratiawan.mtri22@polban.ac.idFaisal Estu Yuliantofaisal.estu@unira.ac.idYusmiati Kusumaeryradya@polban.ac.idEry Radya Juartimetty@polban.ac.idApip Pudinapipp055@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Indonesia merupakan salah satu negara dengan sebaran lahan gambut yang luas. Gambut dikenal sebagai tanah yang bermasalah dalam pekerjaan konstruksi karena memiliki daya dukung yang rendah sehingga tidak dapat menopang pondasi infrastruktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik tanah gambut di Kalimantan, sehingga penanganan yang tepat dapat ditentukan untuk mengatasi permasalahannya. Studi kasus pada penelitian ini adalah tanah gambut di Bereng Bengkel, Palangkaraya. Karakteristik tanah gambut diidentifikasi melalui serangkaian pengujian tanah berdasarkan <em>Peat Testing Manual 1979</em>. Selain itu, dilakukan juga pengujian <em>Scanning Electron Microscopy</em> untuk melihat morfologi tanah gambut, serta pengujian <em>Fourier Transform Infra-Red</em> untuk mengidentifikasi jenis senyawa yang terdapat di dalamnya. Hasil pengujian tanah di laboratorium menunjukkan bahwa tanah gambut memiliki sifat yang buruk secara geoteknik. Dari hasil pengujian SEM, diketahui adanya makropori dan mikropori pada tanah gambut yang sebagian besar ditempati oleh air. Kemudian, berdasarkan hasil pengujian FTIR, diketahui bahwa tanah gambut memiliki senyawa yang bersifat hidrofilik.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>tanah gambut, serat gambut, infrastruktur</em></p><p> </p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Indonesia is one of the countries with a wide distribution of peatlands. Peat is known as a problematic soil in construction work because it has a low bearing capacity that cannot support infrastructure foundations. The objective of this research is to analyze the characteristics of peat soils in Kalimantan, so that appropriate treatments can be determined to overcome the problem. A case study of this research is the peat soil in Bereng Bengkel, Palangkaraya. The characteristics of the peat soil were identified through a series of soil tests based on the Peat Testing Manual 1979. In addition, Scanning Electron Microscopy testing was carried out to look at the morphology of the peat soil, as well as Fourier Transform Infra-Red testing to identify the types of compounds contained therein. The results of soil testing in the laboratory showed that the peat soil had poor geotechnical properties. SEM testing revealed macropores and micropores in the peat soil, most of which were occupied by water. FTIR testing showed that peat soil has hydrophilic compounds.</p><p> </p><p>Keywords: <em>peat soil, peat fiber, infrastructure</em></p>2024-03-25T14:46:07+07:00Copyright (c) 2024 Dewi Amaliahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1023Pengaruh Cracked Soil terhadap Stabilitas Lereng Desa Bojongkondang–Kabupaten Sumedang dengan Menggunakan Software Geostudio2024-03-25T14:46:09+07:00Dewi Amaliadewi.amalia@polban.ac.idRatu Salma Nisrinaratu.salma.mtri20@polban.ac.idYackob Astoryackob.astor@polban.ac.idAntonius Siswantoansiswanto@polban.ac.idNursyafril Nursyafrilnursyafrikanwar@yahoo.comIman Ruchyatimanruchyat@gmail.comApip Pudinapipp055@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Tanggal 9 Januari 2021, terlah terjadi bencana alam tanah longsor terjadi di Dusun BojongKondang, Desa Cihanjuang, Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang. Keberadaanya masyarakat di zona merah sangat berbahaya. Ditambah dengan kondisi lereng yang relative curam sehingga perlu dilakukan studi terhadap stabiltas lereng untuk mengetahui faktor keamanan (<em>SF</em>) dari lereng tersebut. Pemukiman disekitar lokasi bencana alam tanah longsor dapat dikatakan aman jika nilai factor keamanan (<em>safety factor) </em>lerengnya >1,5. Dilakukan analisis terhadap pemodelan keretakan tanah untuk mendapatkan faktor keamanan terkritis di mana tanah dimodelkan sebagai tanah pasir<em> (behaving like sand). </em>Hal ini dapat diselesaikan dengan mengaplikasikan <em>The Concept of Cracked Soil. </em>Penelitian mengenai keretakan tanah baru dilakukan 10 tahun terakhir. Selanjutnya dilakukan penelitian dengan melakukan kajian lapangan untuk menemukan posisi retakan di lereng, dan pada tahun 2020 dilakukan pemodelan analisis <em>numeric</em> untuk stabilitas lereng dalam kondisi retak.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Stabilitas Lereng, Tanah Longsor, Behaving Like Sand</em></p><p> </p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>On January 9 2021, a landslide occurred in BojongKondang Hamlet, Cihanjuang Village, Cimanggung District, Sumedang Regency. The existence of people in the red zone is very dangerous. coupled with the relatively steep slope conditions. Based on these conditions, it is necessary to carry out a slope stability analysis study to find out what the safety figure (SF) of the slope is. Settlements close to landslide disaster locations can be said to be safe if the slope safety factor is >1.5. In the analysis, modeling of soil cracks was also carried out to obtain the value of the critical safety factor by modeling the soil as behaving like sand. This problem can be solved by applying The Concept of Cracked Soil. Research related to crack soil has only been carried out in the last 10 years. The next research was a field study to find the position of cracks on the slope, and finally in 2020 numerical analysis modeling was carried out regarding slope stability in cracked conditions.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Landslides, Slope Stability, Behaving Like Sand</em></p>2024-03-25T14:46:09+07:00Copyright (c) 2024 Dewi Amaliahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1034Analisis Keterlambatan Proyek Terhadap Cost Overruns Berbasis Project Risk Management Pada Proyek Pembangunan Infrastruktur Pabrik NPK Chemical PT Pupuk Iskandar Muda2024-03-25T14:46:10+07:00teuku ikmalteuku.202210101002@mhs.unimal.ac.idWesli Wesliwesli@unimal.ac.idMaizuar Maizuarmaizuar@unimal.ac.idKhairullah Khairullahkhairullah@unimal.ac.idHamzani Hamzanihamzani@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Proyek Pembangunan Pabrik NPK <em>Chemical</em> di PT PIM mengalami keterlambatan <em>significant</em> sehingga terjadi <em>cost overrun</em>. Penelitian ini untuk mengetahui banyaknya faktor risiko paling dominan dengan pendekatan <em>Project Risk Management</em>. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada personil di proyek Pabrik NPK <em>Chemical</em> PT PIM. Data kuesioner diolah menggunakan <em>programming</em> SPSS. Setelah itu, dilakukan analisis penilaian risiko untuk memperoleh risiko keterlambatan yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko kategori “<em>high risk</em>” sebanyak 31 risiko atau berkontribusi sebesar 84,67%. Adapun 5 faktor risiko dominan penyebab keterlambatan proyek yaitu: Pengiriman material tidak sesuai <em>sequential</em> di lapangan; <em>Mismanagement project </em>Kontraktor; Keterlambatan karena pekerjaan subkontraktor; Mobilisasi sumberdaya yang lambat; serta Koordinasi dan komunikasi yang tidak baik antar bagian dalam organisasi kerja Kontraktor sehingga tidak dapat mengelola <em>interface</em> pekerjaan.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Keterlambatan Proyek, Cost Overrun, Project Risk Management</em></p><p> </p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>The NPK Chemical Plant Construction Project at PT PIM experienced significant delays resulting in cost overrun. This study is to determine the number of most dominant risk factors with the Project Risk Management approach. The research method used quantitative descriptive methods by distributing questionnaires to personnel at PT PIM's NPK Chemical Plant project. Questionnaire data is processed using SPSS programming. After that, a risk assessment analysis is carried out to obtain the dominant risk of delay. The results showed that the risk factors in the "high risk" category were 31 risks or contributed 84.67%. The 5 dominant risk factors that cause project delays are: Material delivery is not in accordance with sequential in the field; Mismanagement of the Contractor's project; Delays due to the work of subcontractors; Slow resource mobilization; and Poor coordination and communication between parts of the Contractor's work organization so that they cannot manage the work interface.</p><p class="paragraf2"> </p><p>Keywords: <em>Project Delay, Cost Overrun, Project Risk Management</em></p>2024-03-25T14:46:10+07:00Copyright (c) 2024 Copyright (c) Teuku Ikmal, Wesli, Maizuar, Khairullah, Hamzanihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1037Analisis Life Cycle Cost dan Kelayakan Investasi pada Bangunan Rumah Tinggal Permanen Tipe 27 m22024-03-25T14:46:11+07:00Merzy Mooymerzhymooy@yahoo.comMohamad Alfian Afualfianafu@gmail.comGregorius Paus Usbokogregoriususboko2505@gmail.comAgustinus H Pattirajagustiwre@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Analisis <em>life cycle cost </em>bertujuan untuk mengetahui biaya siklus hidup bangunan, mulai dari perencanaan hingga umur ekonomis bangunan yang ditetapkan, dan untuk mengetahui nilai kelayakan investasi bangunan rumah tinggal. Penelitian dilakukan dengan menganalisis <em>life cycle cost </em>pada bangunan rumah tinggal permanent tipe 27 m<sup>2</sup> Liliba, Kupang. Diketahui total biaya yang dikeluarkan dari perencanaan hingga umur ekonomis bangunan selama 20 tahun sebesar Rp. 4.086.724.673,08 meliputi biaya awal atau biaya pembangunan sebesar Rp. 1.554.805.606,39 (38%), biaya operasional sebesar Rp. 2.028.045.197,62 (50%), biaya perawatan dan penggantian sebesar Rp. 348.393.308,43 (8%) dan biaya pembongkaran sebesar Rp. 155.480.560,64 (4%) serta hasil analisis kelayakan investasi dengan menggunakan metode NPV (<em>net present value</em>), IRR (<em>internal rate of return</em>), dan BCR (<em>benefit cost ratio</em>) diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 9.281.471.286 (NPV > 0) atau NPV bernilai positif, nilai IRR sebesar 38,93% > MARR 38% dan nilai BCR > 1 sehingga investasi tersebut dianggap layak atau menguntungkan.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Life cycle cost, net present value, internal rate of return, basic cost rate, kelayakan investasi</em></p><p> </p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Life cycle cost analysis is a method to determine life cycle cost of building from preliminary design to economical building life that can be intended by investment feasibility value of residential building. This research is about life cycle cost analysis of a permanent residential building type 27 m<sup>2</sup>, Liliba, Kupang. Total cost of this building calculated from design phase to economical building life for 20 years is about Rp. 4.086.724.673,08 that involve initial cost about Rp. 1.554.805.606,39 (38%), operational cost about Rp. 2.028.045.197,62 (50%), maintenance cost Rp. 348.393.308,43 (8%) and demolition cost Rp. 155.480.560,64 (4%). Results shows that the investment feasibility analysis using NPV method (<em>net present value</em>) is positive Rp. 9.281.471.286 (NPV > 0) , IRR (<em>internal rate of return</em>) is 38,93% > MARR 38%, and BCR (<em>benefit cost ratio</em>) is > 1. Hence, the investment can be concluded as feasible and profitable.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Life cycle cost, net present value, internal rate of return, basic cost rate, investment feasibility</em></p>2024-03-25T14:46:11+07:00Copyright (c) 2024 Merzy Mooyhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1038Analisis Perubahan Hidrograf Aliran Akibat Konversi Tutupan Lahan DAS Keureuto2024-03-25T14:46:12+07:00Alief Muhammad Rishaqalief.190110068@mhs.unimal.ac.idSyarifah Asria Nandasyarifah.asria@unimal.ac.idFadhliani Fadhlianifadhliani@unimal.ac.idNanda Savira Ersananda.savira@unimal.ac.idNura Usrinanura.usrina@unimal.ac.idDio Syahlung Azradio.190110145@mhs.unimal.ac.idRama Budirama.190110106@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Perubahan tata guna lahan akibat peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya area pemukiman. Meningkatnya kebutuhan manusia terhadap tempat tinggal dan aktivitas lainnya menyebakan terjadinya beberapa permasalahan lingkungan semakin kompleks. Apabila keadaan ini berlangsung secara terus menerus maka menyebabkan menurunnya kemampuan tanah dalam menyerap dan menampung air hujan terutama di kawasan DAS Krueng Keureuto. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar perubahan tata guna lahan terhadap perubahan hydrograph aliran pada Sub DAS Krueng Keureuto. Data yang digunakan adalah data DEMNAS dan data citra satelit landsat 8 tahun 2015 dan 2021. Berdasarkan peta tata guna lahan tahun 2015 dan 2021, terjadi penambahan luas area ladang sebesar 4,75%, pemukiman 6,34%, perkebunan 11,83%, semak belukar 5,75%, dan sungai 0,21%. Adapun area yang mengalami penurunan luas yaitu hutan sebesar 27,67% dan sawah 1,21%. Hal ini berdampak pada laju limpasan permukaan dan besarnya debit aliran sungai yang terpantau pada outlet DAS Krueng Keureuto.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>tata guna lahan, daerah aliran sungai, keureuto</em></p><p> </p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Increasing human needs for housing and other activities have resulted in several complex environmental problems, such as a decrease in the soil capacity to absorb and hold rainwater, especially in the Krueng Keureuto watershed area. The aim of this research is to determine how much land use changes have affected changes in the flow hydrograph in the Krueng Keureuto Sub-watershed. The data used is DEMNAS data and Landsat 8 satellite image data for 2015 and 2021. Based on the 2015 and 2021 land use maps, there has been an increase in the area of fields (4.75%), residential (6.34%), plantations (11.83%), bushes (5.75%), and rivers (0.21%). Meanwhile, the area that experienced a decrease was forest (27.67%) and rice fields (1.21%). This has an impact on the rate of surface runoff and the magnitude of river flow discharge monitored at the outlet of the Krueng Keureuto watershed.</p><p> </p><p>Keywords: <em>land use change, watershed, keureuto</em></p>2024-03-25T14:46:12+07:00Copyright (c) 2024 Copyright (c) Alief Muhammad Rishaq, Syarifah Asria Nanda, Fadhliani, Nanda Savira Ersa, Nura Usrina, Dio Syahlung Azra, Rama Budihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1041Efektivitas Penataan Parkir Mobil Penumpang di Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan di Jalan HR Soebrantas Depan Pasar Simpang Baru Panam2024-03-25T14:46:14+07:00Benny Hamdi Rhomabenny.ft@lecturer.unri.ac.idEdi Yusuf Adimanedi.yusuf@eng.unri.ac.idElianora Elianoraelianora@eng.unri.ac.idKhoirunnisa Apriliakhoirunnisa.aprilia1491@student.unri.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Adanya kegiatan parkir di badan jalan menyebabkan terganggunya kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan HR Soebrantas tepatnya di depan Pasar Simpang Baru Panam. Agar diperoleh kinerja ruas jalan efektif pada jalan tersebut, maka perlu dilakukan penataan posisi sudut parkir khususnya untuk kendaraan mobil penumpang. Pada penelitian ini analisis dilakukan pada masing-masing sudut parkir rencana. Saat tanpa adanya parkir di badan jalan, tingkat pelayanan ruas jalan tersebut berada pada kategori A dengan derajat kejenuhan sebesar 0,56. Setelah dilakukan simulasi penataan sudut parkir, didapatkan sudut parkir optimal untuk digunakan di lokasi ini adalah sudut 45⁰. Penggunaan sudut ini telah memenuhi kriteria minimum jalan kolektor sekunder yaitu berada pada tingkat pelayanan C. Untuk indeks parkir yaitu sebesar 0,71 yang berarti ruang parkir yang tersedia telah mampu memenuhi kebutuhan parkir di lokasi. Selain itu sudut ini mampu menampung lebih banyak kendaraan parkir serta memiliki tingkat kemudahan dan kenyamanan parkir yang lebih tinggi dibanding sudut 90⁰.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Karakteristik Parkir</em>, <em>Parkir di Badan Jalan, Sudut Parkir, Kinerja Ruas Jalan.</em></p><p> </p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>The existence of on-street parking activities causes disruption to the smooth flow of traffic on the HR. Soebrantas road, precisely in front of Pasar Simpang Baru Panam. In order to obtain effective road section performance on the road, it is necessary to arrange the position of the parking angle, especially for passenger car vehicles. This research analyzes each planned parking angle. When there is no parking on the road, the level of service for this road section is in category A with a degree of saturation value of 0.56. After simulating the arrangement of parking angles, the optimal parking angle to be used at this location is 45⁰. The use of this angle has met the minimum criteria for secondary collector roads which are at level of service C. The parking index is 0.71, which means that the available parking space is able to meet the parking demand at that location. In addition, the use of this angle is able to accommodate more parking vehicles and has a higher level of ease and comfort of parking than the 90⁰ angle.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Parking Characteristics</em>, <em>On-street Parking, Parking Angle, Road Section Performance</em></p>2024-03-25T14:46:14+07:00Copyright (c) 2024 Benny Hamdi Rhomahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1042Kalibrasi Model NRECA dan Sacramento Diterapkan Pada Daerah Aliran Sungai Cimanuk-Bojongloa Terhadap Debit2024-03-25T14:46:15+07:00Sulwan Permanasulwanpermana@itg.ac.idDendi Yogaswaradendi.yogaswara@itg.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Data hidrologi dalam menentukan besaran debit adalah curah hujan dan klimatologi. Salah satu tempat di sungai Cimanuk yang memiliki pos duga air adalah Cimanuk-Bojongloa. Data debit selain dari hasil observasi, juga bisa menggunakan pemodelan. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model NRECA dan model Sacramento. Data curah hujan untuk kalibrasi dengan empat pos, yaitu Pamegatan, Pangauban, Kapakan, dan Bayongbong dari tahun 2017 sampai 2021. Curah hujan rata-rata dihitung dengan metode Thiessen. Kalibrasi model untuk memperoleh parameter kalibrasi terbaik sehingga debit pemodelan akan mendekati debit observasi. Pemodelan debit menggunakan data harian dari tahun 2012 sampai 2021. Hasil kalibrasi pada model NRECA, yaitu PSUB, GWF, dan Wo adalah masing-masing 0,9; 0,2; 600; dan nilai NSE adalah -1,557. Pada model Sacramento hasil kalibrasi adalah UZTW sebesar 25; UZFW sebesar 400; LZTW sebesar 600; LZFS sebesar 20; dan LZFP sebesar 40. Nilai NSE pada model Sacramento adalah 0,471.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>kalibrasi, NRECA, NSE, Sacramento </em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Hydrological data in determining the amount of discharge is rainfall and climatology. One of the places on the Cimanuk river that has a water observation post is Cimanuk-Bojongloa. Discharge data apart from measurement results, can also use modeling. The models used in this research are the NRECA model and the Sacramento model. Rainfall data for calibration with four station namely Pamegatan, Pangauban, Kapakan, and Bayongbong from 2017 to 2021. Average rainfall is calculated using the Thiessen method. Calibrate the model to obtain the best calibration parameters so that the modeled discharge will be close to the observed discharge. Discharge modeling uses daily data from 2012 to 2021. The calibration results for the NRECA model, namely PSUB, GWF, and Wo are 0.9 each; 0.2; 600; and the NSE value is -1.557. In the Sacramento model the calibration results are UZTW 25; UZFW 400; LZTW 600; LZFS 20; and LZFP 40. The NSE value in the Sacramento model is 0.471.</p><p> </p><p>Keywords: <em>calibration, NRECA, NSE, Sacramento </em></p>2024-03-25T14:46:14+07:00Copyright (c) 2024 Copyright (c) Sulwan Permana, Dendi Yogaswarahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1045Pemanfaatan Styrofoam Sebagai Pengganti Foam Agent Pada Beton Ringan Hebel2024-03-25T14:46:15+07:00Wesli WesliWesli@unimal.ac.idAkmila Akmilaakmila13@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p><em>Styrofoam</em> dapat digunakan sebagai pengganti <em>foam agent</em> selain mudah didapatkan juga tidak memerlukan alat khusus dalam pembuatan beton ringan hebel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya sifat mekanis yang diperoleh dari beton ringan hebel berat volume 1000 kg/m<sup>3 </sup>menggunakan <em>styrofoam</em> sebagai pengganti <em>foam agent.</em> Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Terdapat empat variasi dalam penelitian ini yaitu beton ringan hebel menggunakan <em>foam agent</em>, <em>foam agent </em>dengan tambahan sikament LN, <em>styrofoam</em>, <em>styrofoam </em>dengan tambahan sikament LN. Pengujian sifat mekanis dilakukan setelah proses <em>curing</em>, dengan nilai sifat mekanis yang dihasilkan variasi beton ringan hebel<em> styrofoam </em>lebih tinggi dibandingkan variasi beton ringan hebel<em> foam agent, </em>begitu juga untuk variasi dengan bahan tambah sikament LN. Variasi menggunakan <em>styrofoam</em> dengan tambahan sikament LN mempunyai nilai kuat tekan rata-rata tertinggi sebesar 4,19 MPa, dan termasuk bata beton mutu III berdasarkan standar kuat tekan bata beton untuk pasangan dinding SNI 03-0349-1989.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Beton Ringan Hebel</em><em>, Styrofoam, Foam Agent, </em><em>Kuat Tekan</em><em>, Kuat Tarik belah, Kuat Lentur</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Styrofoam can be used as a substitute for foam agents besides being easy to obtain and does not require special tools in making lightweight concrete bricks. This study aims to determine the magnitude of mechanical properties obtained from lightweight concrete bricks with a volume of 1000 kg/m<sup>3</sup> using Styrofoam as a substitute for foam agents. This study used experimental methods conducted in the laboratory. There are four variations in this study, namely lightweight concrete bricks using foam agents, foam agents with additional sikament LN, Styrofoam, Styrofoam with additional sikament LN. Mechanical properties testing was carried out after curing, with the value of the mechanical properties produced by the Styrofoam lightweight concrete brick variation higher than the foam agent lightweight concrete brick variation, as well as for variations with sikament LN added materials. Variations using Styrofoam with the addition of sikament LN have the highest average compressive strength value of 4.19 MPa, and include quality III concrete bricks based on concrete brick compressive strength standards for wall masonry SNI 03-0349-1989.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Hebel Light Concrete, Styrofoam, Foam Agent, Compressive Strength, Split Tensile Strength, Flexural Strength</em></p>2024-03-25T14:46:15+07:00Copyright (c) 2024 Wesli Wesli, Akmila Akmilahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1049Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Beton Ready Mix2024-03-25T14:46:16+07:00Yola Andara Pratami Suriyolaandara08@gmail.comVera Agustriana Noorhidanavera.agustriana@eng.unila.ac.idMasdar Helmimasdar.helmi@eng.unila.ac.idMuhammad Isneinimohd.isneini@eng.unila.ac.idEndro Prasetyo Wahonoepwahono@eng.unila.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p><em>Batching Plant </em>sebagai pengolah beton <em>ready mix</em> untuk pembangunan jalan. Dahulu terjadi penurunan mutu beton laboratorium dan lapangan. Akhirnya melatar belakangi penelitian dengan tujuan menganalisis faktor penyebab penurunan mutu seperti; standarisasi SNI material, waktu tempuh beton ke lapangan, perlakuan sampel, komposisi beton. Langkah yang digunakan ialah pengujian material, uji slump dan suhu campuran di laboratorium dan lapangan, mencatat waktu perjalanan dan tuang beton, pembuatan sampel lapangan dan laboratorium, pembuatan sampel khusus, pengujian kuat tekan beton mutu fc’10 MPa dan kuat tarik lentur beton mutu Fs’4,5 MPa usia 7 dan 28 hari, menggunakan <em>Statistical Quality Control (SQC). </em>Hasil kuat tekan dan kuat tarik lentur sampel laboratorium dan lapangan tidak konstan bahkan berada dibawah nilai (LCL). Penyebabnya pasir dengan kadar lumpur diatas 5%. Mengatasinya dengan penambahan <em>Admixture</em><em>,</em><em> </em><em>admixture </em>Naptha E-121 0,9% menjadi 1,2%, Naptha RD-31 0,2% sampel balok dan Naptha E-121 0,3% menjadi 0,6%, Naptha RD-31 0,2% silinder.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Beton, Statistical Quality Control, Admixture</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Batching Plant as a readymix concrete processor for road construction. In the past, there was a decline in the quality of laboratory and field concrete. Finally, the background for research with the aim of analyzing the factors causing quality decline such as; SNI standardization of materials, concrete travel time to the field, sample treatment, concrete composition. The steps used are material testing, slump testing and mixture temperature in the laboratory and field, recording travel and pouring times for concrete, making field and laboratory samples, making special samples, testing the compressive strength of FC'10 MPa quality concrete and the flexural tensile strength of Fs quality concrete. '4.5 MPa aged 7 and 28 days, using Statistical Quality Control (SQC). The results of the compressive strength and flexural tensile strength of laboratory and field samples are not constant and are even below the (LCL) value. The cause is sand with a mud content above 5%. Overcome this by adding admixture, admixture Naptha E-121 0.9% to 1.2%, Naptha RD-31 0.2% for beam samples and Naptha E-121 0.3% to 0.6%, Naptha RD-31 0 .2% cylinder.</p><p> </p><p>Keywords:<em> Concrete, Statistical Quality Control, Admixture</em></p>2024-03-25T14:46:16+07:00Copyright (c) 2024 Yola Andara Pratami Suri, Vera Agustriana Noorhidana, Masdar Helmi, Muhammad Isneini, Endro Prasetyo Wahonohttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1052Identifikasi Tipologi Pada Bangunan Vihara Berdasarkan Sistem Spasial di Kecamatan Binjai Kota2024-03-25T14:46:16+07:00Cut Azmah Fithricutazmah@unimal.ac.idPutri Salsabilaputri.190160004@mhs.unimal.ac.idSisca Oliviasisca.olivia@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Kota Binjai merupakan kota multietnik. Keberadaan bangunan Vihara menjadi bukti multietnik dalam bentuk arsitektur, yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat melakukan segala macam upacara keagamaan bagi umat Buddha. Memiliki fungsi yang sama namun bentuk yang berbeda, menjadi acuan dalam pencarian tipe berdasarkan sistem spasial yang berkaitan dengan keruangan pada Vihara di Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai. Pentingnya penelitian ini memberi pengetahuan tipologi serta persamaan dan perbedaan pada sistem spasial bangunan Vihara di Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan cara mengamati, mendokumentasi, serta wawancara. Hasil temuan penelitian ini terdapat dua tipe Vihara yang keduanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan budaya Tionghoa. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan fungsi bangunan sehingga keruangan pada kelima Vihara Kecamatan Binjai Kota memiliki keseragaman, namun karena faktor lingkungan kelima Vihara Kecamatan Binjai Kota memiliki keberagaman pada bentuk dan orientasi Vihara.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Vihara, Tionghoa, Tipologi, Binjai</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Binjai City is a multiethnic city. The existence of the Vihara building is evidence of multiethnicity in the form of architecture, which serves as a place of worship and a place to perform all kinds of religious ceremonies for Buddhists. Having the same function but different forms, it becomes a reference in the search for types based on spatial systems, namely those related to spatial in the Vihara in Binjai Kota District, Binjai City. The importance of this research provides knowledge and an overview of typology as well as similarities and differences in the spatial system of Vihara buildings in Binjai Kota District, Binjai City. This research method uses qualitative methods with descriptive approach by observing, documenting, and interviewing. The findings of this study are two types of Viharas, both of which are influenced by environmental factors and Chinese Culture. The study can be concluded that there are similarities in the function of buildings so that the spatial layout in the five Viharas of Binjai District has uniformity, but due to environmental factors the five Viharas of Binjai District have diversity in the form and orientation of Viharas.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Vihara, Chinese, Typology, Binjai</em></p>2024-03-25T14:46:16+07:00Copyright (c) 2024 Putri Salsabila, Sisca Olivia, Cut Azmah Fithrihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1054Pola Perilaku Mahasiswa dalam Penggunaan Energi di Ruang Komunal Kampus2024-03-25T14:46:17+07:00Mirzal Yacubmirzalyacub@unimed.ac.idIrma Novrianty Nasutionirmanasution@unimed.ac.idZhilli Izzadati Khairunizhilli_ft@unimed.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Penelitian ini menginvestigasi pola perilaku penggunaan energi yang dilakukan oleh mahasiswa di ruang komunal kampus. Penggunaan energi yang efisien dan berkelanjutan telah menjadi perhatian global, dan kampus merupakan tempat yang relevan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan ini. Penelitian ini menggunakan metode survei, observasi, dan analisis data untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku mahasiswa dalam penggunaan energi di lingkungan kampus, khususnya dalam penggunaan gadget seperti <em>handphone/smartphone</em>, laptop, dan tablet. Data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi pola perilaku, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan potensi perubahan perilaku yang lebih berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan variasi dalam perilaku penggunaan energi mahasiswa di dalam dan di luar ruangan (<em>indoor/outdoor</em>) kampus. Faktor-faktor seperti kesadaran lingkungan, ketersediaan fasilitas pengisian daya gadget, dan norma sosial mempengaruhi pola perilaku dalam penggunaan energi. Temuan penelitian ini dapat memberikan wawasan untuk meningkatkan kesadaran terhadap desain ruang komunal terhadap mahasiswa yang berkelanjutan serta merancang lingkungan kampus yang lebih efisien secara energi.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>pola perilaku</em><em>, mahasiswa, ruang komunal kampus, </em><em>energi, gadget</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>This research investigates the patterns of energy usage behavior among students in campus communal spaces. Efficient and sustainable energy usage has become global concern, and the campus is a relevant place to identify potential improvements in this regard. The research employs survey methods, observations, and data analysis to collect information on student behaviors regarding energy usage in the campus environment, particularly in the use of gadgets such as handphones/smartphones, laptops, and tablets. The data is analyzed to identify behavior patterns, influencing factors, and potential changes towards more sustainable behavior. The research findings indicate variations in students' energy usage behaviors both indoors and outdoors on campus. Factors such as environmental awareness, the availability of gadget charging facilities, and social norms influence behavior patterns in energy usage. The findings of this research can provide insights to enhance awareness of sustainable communal space design for students and to design a energy-efficient campus environment.</p><p> </p><p>Keywords: <em>behavior patterns, students, campus communal spaces,</em><em> energy, gadgets</em></p>2024-03-25T14:46:17+07:00Copyright (c) 2024 Mirzal Yacubhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1057Analisis Limpasan Sungai Way Kuripan Kota Bandar Lampung Akibat Pengaruh Curah Hujan Menggunakan HEC-RAS 5.0.72024-03-25T14:46:18+07:00Gung Bagus Jerfikanasa Murdagungbagus2602@gmail.comMashuri Mashurimashuri@si.itera.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Banjir akibat limpasan sungai didaerah padat penduduk dan industri menjadi masalah berulang jika antisipasi hanya dilakukan secara minor pada saat terjadinya bencana. Berdasarkan pengamatan lapangan, beralihnya wilayah resapan menjadi perumahan dan industri menjadi titik awal terjadinya limpasan akibat kejenuhan tanah dan koefisien limpasan terganggu. Paradigma mengalirkan air dari sub saluran menuju badan saluran besar adalah masalah yang menjadi tabiat dan dijalankan hingga kini. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa limpasan yang terjadi di Sungai Way Kuripan dengan rancangan periode ulang 25 tahunan dengan menggunakan <em>software</em> <em>HEC-RAS</em> 5.0.7. Fungsi sungai sebagai penyalur air harus diiringi sebagai wilayah resapan air dengan menjadikan sungai sebagai penampung, peresap, pengalir, dan pemelihara air. Mewujudkan sistem tampung, resap, alir, dan pelihara dilakuakan dengan reboisasi daerah hulu-hilir sungai dan daerah tampungan air (Embung).</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Limpasan, HEC-RAS, Sungai, Embung,</em></p><p><em>,</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p>Flooding caused by river runoff in densely populated and industrial areas becomes a recurring problem if only minor anticipation is carried out when a disaster occurs. Based on observations, the conversion of catchment areas to housing and industry is the starting point for runoff due to soil saturation and disturbed runoff coefficients. The paradigm of channeling water from sub-channels to large channels is a problem that has become a habit and is implemented to this day. Based on these problems, this research aims to analyze the runoff that occurs in the Way Kuripan River with a return period design of 25 years using HEC-RAS 5.0.7 software. The function of the river as a water distributor must be accompanied by a water catchment area, making the river a reservoir, absorber, diverter, and maintainer of water. Creating a reservoir, absorption, diverter, and maintenance water is carried out by reforesting the upstream and downstream areas of rivers and water storage areas (retention basins).</p><p> </p><p>Keywords: <em>Runoff, HEC-RAS, River,Retention basin,</em></p>2024-03-25T14:46:18+07:00Copyright (c) 2024 Gung Bagus Jerfikanasa Murdahttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1059Penerapan Metode Pembongkaran (Demolishing) Pada Bangunan Gedung dan Daur Ulang Limbah Bongkaran: A Systematic Literature Review2024-03-25T14:46:18+07:00Sunaryo Wongso Suhartosunsunaryo28@gmail.comOei Fuk Jinfukjin.untar@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Pekerjaan pembongkaran bangunan merupakan proses yang esensial dalam industri konstruksi untuk menghancurkan atau meruntuhkan struktur bangunan setelah masa manfaatnya berakhir. Proses ini melibatkan penggunaan peralatan khusus dan mematuhi prosedur hukum serta mendapatkan persetujuan pemerintah setempat. Penelitian ini menggunakan metode bibliometerik dengan menggunakan bantuan <em>aplikasi Publish or Perish (Pop)</em> dan <em>VOSviewer</em>. Dari hasil seleksi yang dilakukan dengan PoP dilakukan seleksi artikel-artikel yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui hubungan masing-masing kata kunci dalam artikel, maka diolah dengan menggunakan aplikasi <em>VOSviewer</em> dengan dilanjutkan seleksi lebih cermat dan teliti sehingga pembahasan tidak terlalu melebar. Artikel-artikel yang sudah dikumpulkan dijadikan bahan penitian <em>schematic literature review</em> ini. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menjelaskan penererapan pekerjaan pembongkaran dengan beberapa metode yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Selain pembahasan tentang pentingnya pekerjaan pembongkaran <em>(demolishing) </em>juga jelaskan terkait daur ulang dari limbah bongkaran konstruksi dan perkembangan-perkembangan yang telah dilakukan dalam pengolahan limbah hasil konstruksi dan bongkaran konstruksi.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>pembongkaran, metode bongkaran, limbah bongkaran, daur ulang</em></p><p><em>,</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p> </p><p><em>Building demolition work is an essential process in the construction industry to destroy or demolish building structures after their useful life has ended. This process involves using special equipment and complying with legal procedures and obtaining local government approval. This research uses a bibliometric method using the Publish or Perish (PoP) and VOSviewer applications. From the results of the selection carried out with PoP, articles were selected that were relevant and in accordance with the research carried out. To find out the relationship between each keyword in the article, it is processed using the VOSviewer application, followed by more careful and thorough selection so that the discussion does not expand too much. The articles that have been collected are used as material for this schematic literature review. The aim of this research is to explain the application of demolition work using several methods, each of which has its advantages and disadvantages. Apart from discussing the importance of demolition work, it also explains the recycling of construction demolition waste and the developments that have been made in processing construction waste and construction demolition waste.</em></p><p> </p><p>Keywords: <em>demolishing, demolishing methods, demolishing waste, recycling</em></p>2024-03-25T14:46:18+07:00Copyright (c) 2024 Sunaryo Wongso Suhartohttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1066Identifikasi Karakteristik Arsitektur Regionalisme pada Fasad Gedung Kantor DPRK Lhokseumawe2024-03-25T14:46:19+07:00Hanan Doni Ardianhanan.190160083@mhs.unimal.ac.idArmelia Dafrinaarmelia@unimal.ac.idDela Andrianidela.andriani@unimal.ac.idYenny Noviantiyenny.novianti@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Berkembanganya arsitektur modern dengan <em>international style</em> berdampak pada krisisnya identitas bangunan di suatu daerah, khususnya di Aceh. Sehingga kehadiran arsitektur regionalisme sebagai upaya pengembalian identitas daerah sangat diperlukan yang diperketat melalui peraturan daerah agar membangun gedung yang berciri khas adat/budaya setempat, salah satunya yaitu Peraturan Gubernur Aceh Nomor 13 Tahun 2023. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan karakteristik arsitektur regionalisme pada fasad gedung kantor DPRK Lhokseumawe yang diduga memiliki unsur ciri khas kedaerahan serta sebagai salah satu kantor yang memiliki peran penting di pemerintahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk menjabarkan, mengidentifikasi dan menganalisis penerapan karakteristik arsitektur regionalisme melalui observasi dan wawancara kepada perancang gedung kantor DPRK Lhokseumawe. Temuan dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa terdapat beberapa elemen fasad yang menerapkan arsitektur regionalisme sebagai upaya pelestarian budaya Aceh, seperti atap, kolom, dinding, bukaan, <em>entrance</em>, warna dan ornamen.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Arsitektur Regionalisme, Aceh, Gedung Kantor DPRK Lhokseumawe</em><strong></strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>The development of modern architecture with international styles has an impact on the crisis of building identity in a region, especially in Aceh. So the presence of regionalism in architecture as an effort to restore regional identity is needed, which is tightened through regional regulations in order to build buildings characterized by local customs and culture, one of which is Aceh Governor Regulation Number 13 of 2023. Therefore, the purpose of this research is to find out how the application of regionalism architecture characteristics on the facade of the DPRK Lhokseumawe office building, which is thought to have elements of regional characteristics and is one of the offices that has an important role in government, The method used in this research is descriptive-qualitative to describe, identify, and analyze the application of regionalism's architectural characteristics through observation and interview with the designer of the DPRK Lhokseumawe office building. The findings of this research are that there are several facade elements that apply regionalism architecture in an effort to preserve Acehnese culture, such as roof, column, wall, opening, entrance, color, and ornamental</p><p> </p><p>Keywords: <em>Regionalism Architecture, Aceh, DPRK Lhokseumawe Office Building</em></p>2024-03-25T14:46:19+07:00Copyright (c) 2024 Hanan Doni Ardianhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1070Penerapan HEC-RAS Untuk Analisis Angkutan Sedimen Dasar Terhadap Debit Angkutan Sedimen Pada Saluran Parit Berkat2024-03-25T14:46:20+07:00Fiona Gita Novelynefionagitanv@student.untan.ac.idNurhayati Nurhayatinurhayati@civil.untan.ac.idDanang Gunartodananggunarto.untan@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Saluran Parit Berkat merupakan salah satu saluran di daerah rawa pasang surut Desa Punggur Besar, Kecamatan Sungai Kakap yang mengalami perubahan dasar saluran, yakni pendangkalan akibat proses sedimentasi. Pendangkalan yang terjadi di saluran Parit Berkat terutama pada bagian hilir dapat mengganggu aliran ke sungai dan menyebabkan meningkatnya muka air di hulu sehingga air lebih cepat meluap ke permukaan saat musim hujan atau saat terjadi air pasang dan dapat mengakibatkan kekeringan saat musim kemarau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui debit angkutan sedimen dasar di saluran Parit Berkat. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa penampang saluran dan sampel sedimen dasar. Data sekunder berupa peta catchment area, curah hujan harian stasiun Sungai Kakap PTK-12 dan tinggi muka air pasang surut selama 15 hari. Simulasi aliran dan angkutan sedimen menggunakan program aplikasi HEC-RAS 6.0 dengan metode Meyer-Peter Muller. Hasil penelitian menunjukkan besar angkutan sedimen dasar tertinggi saat kondisi pasang untuk debit periode ulang 10 tahun, yaitu sebesar 1,73 kg/det di titik 1, sedangkan saat kondisi surut, besar angkutan sedimen dasar terendah untuk debit periode ulang 10 tahun adalah sebesar 0,92 kg/det di titik 1.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>sedimen dasar, HEC-RAS, Meyer-Peter Muller, </em><em>saluran, Parit Berkat</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>Parit Berkat channel is one of the channels in the tidal swamp area of Punggur Besar Village, Sungai Kakap District which has experienced changes in the basis of the channel, namely silting due to the sedimentation process. Siltation that occurs in the Parit Berkat channel, especially in downstream, can disrupt the flow to the river and cause an increase in the water level upstream so that water overflows to the surface faster during the rainy season or high tide and can cause drought during the dry season. This study aimed to determine the amount of bed load transport in the Parit Berkat channel. The data used are primary data and secondary data. Primary data are channel cross-sections and bed load samples. Secondary data are catchment area maps, daily rainfall of Sungai Kakap PTK-12 station, and tidal water levels for 15 days. Flow and sediment transport simulation using the HEC-RAS 6.0 application program with the Meyer-Peter Muller method. The results showed the highest bed load transport during tidal conditions for the 10-year return period, which was 1.73 kg/sec at point 1, while at low tide, the lowest bed load transport for the 10-year return period was 0.92 kg/sec at point 1.</p><p> </p><p>Keywords: <em>bed load, HEC-RAS, Meyer-Peter Muller, </em><em>channel, Parit Berkat</em></p>2024-03-25T14:46:19+07:00Copyright (c) 2024 Fiona Gita Novelyne, Nurhayati Nurhayati, Danang Gunartohttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1073Pengaruh Normalisasi Terhadap Kinerja Drainase di Jalan G. Obos XII Kota Palangka Raya2024-03-25T14:46:20+07:00I Made Kamianakamianamade62@gmail.comAllan Restu Jayaalanrestujaya@eng.upr.ac.idPutri Cindy Oktavianiputricindyy1@gmail.com<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Kawasan sekitar Jalan G. Obos XII di Kota Palangka Raya awalnya merupakan permukiman jarang, kemudian berkembang menjadi kawasan permukiman dan perdagangan yang padat. Salah satu dampaknya, drainase Jalan G. Obos XII rentan banjir. Pada tahun 2022, pemerintah daerah melakukan normalisasi saluran drainase di Jalan G. Obos XII. Penelitian ini meliputi analisis dari aspek teknis dan aspek persepsi masyarakat. Hasil analisis secara teknis menunjukkan, normalisasi berpengaruh sebesar 100% terhadap pengurangan panjang drainase yang berpotensi banjir dan berpengaruh sebesar 381,16% terhadap peningkatan kinerja drainase. Hasil analisis secara statistik dengan Uji Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan, sebanyak 98% dari responden menyatakan bahwa kinerja drainase meningkat sesudah normalisasi; nilai z hitung sebesar 6,024 lebih besar daripada nilai z kritis adalah 0,00003; nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil daripada signifikansi kritis sebesar 0,05. Jadi, normalisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja drainase menurut persepsi responden.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>normalisasi, kinerja drainase, analisis teknis, analisis persepsi masyarakat</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>The area around G. Obos XII Street in Palangka Raya City initially was sparsely populated, then developed into a densely populated residential and commercial area. One of its consequences is the susceptibility of G. Obos XII Street drainage to floods. In 2022, the local government conducted drainage channel normalization on G. Obos XII Street. This study includes analyses from both technical and community perception aspects. The technical analysis results indicate that normalization has a 100% impact on reducing the length of flood-prone drainage and a 381.16% impact on improving drainage performance. The results of statistical analysis using the Wilcoxon Signed-Rank Test show that 98% of respondents stated that drainage performance improved after normalization; the calculated z-value as 6.024 is greater than the critical z-value is 0.00003; the significance value as 0.000 is smaller than the critical significance as 0.05. Therefore, normalization significantly influences drainage performance according to respondents' perceptions.</p><p> </p><p>Keywords: <em>design discharge, drainage capacity, drainage performance, public perception.</em></p>2024-03-25T14:46:20+07:00Copyright (c) 2024 I Made Kamiana, Allan Restu Jaya, Putri Cindy Oktavianihttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1078Analisis Akar Penyebab Risiko K3 Pelaksanaan Pekerjaan Abutment dan Pemasangan Girder Metode Fault Tree Analysis (FTA) Proyek Tol Solo – NYIA Kulon Progo2024-03-25T14:46:20+07:00anik ratnaningsihanikteknik@gmail.comBalqis Sajidah Salimbalqissajidah02@gmail.comBalqis Sajidah Salimbalqissajidah02@gmail.comSyamsul Arifinsyamsul.teknik@unej.ac.idSyamsul Arifinsyamsul.teknik@unej.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Jalan Tol Solo-NYIA Kulon Progo menjadi proyek utama pembangunan Indonesia yang memiliki komponen seperti girder, abutment, dan sebagainya. Menurut data BPJS ketenagakerjaan terhitung sejak 2020 hingga 2022 terjadi peningkatan pada kecelakaan kerja. Sehingga perlu adanya evaluasi penerapan K3 dan faktor risiko terjadi. Metode yang digunakan adalah Fault Tree Analysis untuk mendapatkan akar penyebab dari risiko tersebut. Hasil analisis Fault Tree Analysis (FTA) didapatkan risiko dominan pada pekerjaan Abutment yaitu jalanan berdebu, tertusuk besi beton, dan terjatuh dari ketinggian. Risiko dominan pada pemasangan girder didapatkan hasil PCL girder terguling/terjatuh, Iritasi mata, dan Trailer terperosok. Akar penyebab risiko dari pekerjaan abutment dan pemasangan girder disebabkan dari beberapa faktor yaitu faktor manusia, faktor manajemen, faktor teknis dan faktor lingkungan. Respon risiko diantaranya selalu berhati hati dalam bekerja, melakukan pergantian shift pekerja, menggunakan APD lengkap, melakukan toolbox meeting, mengadakan safety induction dan safety talk, melakukan inspeksi alat, serta operator sebelum memulai pekerjaan, dan menerapkan SOP yang benar.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Kecelakaan kerja, Faul Tree Analysis, Manajemen Risiko, </em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>Toll roads are the main projects of Indonesia's development that have components such as girders, abutments, etc. According to BPJS data, from 2020 to 2022 there has been an increase in work accidents. So it is necessary to evaluate the application of Occupational Health and Safety (OHS) and risk factors. The method used is Fault Tree Analysis to obtain the root cause of the risk. The results of the Fault Tree Analysis (FTA) analysis found the dominant risk in Abutment work, dusty roads, punctured by concrete iron, and falls from a height. The dominant risk in girder installation is obtained from PCL girder rollover/fall, eye irritation, and trailer mired. The root cause of risk from abutment work and girder installation is caused by several factors, there are human factors, management factors, technical factors and environmental factors. Risk responses include always being careful at work, changing worker shifts, using full PPE, conducting toolbox meetings, holding safety induction and safety talks, inspecting equipment, and operators before work, and implementing the correct operating procedures.</p><p> </p><p>Keywords: <em>OHS, Risk management, Fault Tree Analysisis</em></p>2024-03-25T14:46:20+07:00Copyright (c) 2024 anik ratnaningsihhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1079Tinjauan Sifat Mekanis Reactive Powder Concrete melalui Perlakuan Uap dengan Abu Sekam Padi sebagai Alternatif Material Pozzolan2024-03-25T14:46:21+07:00Sapriandi Sapriandisapriandi.232210101004@mhs.unimal.ac.idAmrizal Amrizalamrizal.23221010003@mhs.unimal.ac.idSayahdin Sayahdinsayahdin.232210101001@mhs.unimal.ac.idYulius Rief Alkhalyyr.alkhaly@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Reactive Powder Concrete (RPC) merupakan jenis dari beton mutu ultra tinggi dengan karakteristik kuat tekan, dan kuat lentur yang sangat tinggi. Komponen penyusun RPC semen dengan kandungan yang tinggi, bahan yang sangat halus berupa silika dalam jumlah tinggi, dan tanpa agregat kasar. Pada penelitian ini dilakukan tinjauan sifat mekanis berupa uji kuat tekan dan kuat lentur RPC melalui perlakuan uap dengan abu sekam padi sebagai alternatif material pozzolan. Pengujian kuat tekan dilakukan pada kubus berukuran 70,7 x 70,7 x 70,7 mm umur 7 hari dan 28 hari, dan kuat lentur pada balok berukuran 70,7 x 70,7 x 300 mm umur 28 hari. Variasi abu sekam padi digunakan 15%, 20%, 25%, 30% dan 35% dari berat semen dengan jumlah benda uji sebanyak 3 sampel per variasi. Perawatan uap dimulai setelah satu hari pengecoran selama 72 jam pada suhu 90℃ kemudian dilakukan perendaman. Hasil pengujian menunjukan bahwa kuat tekan tertinggi umur 7 hari diperoleh pada variasi abu sekam padi 30% dan merupakan yang paling optimum dengan kuat tekan sebesar 108,37 MPa, selanjutnya pada RPC umur 28 hari kuat tekan tertinggi diperoleh pada variasi ASP 35% sebesar 116,59 MPa. Kemudian kuat lentur RPC tertinggi umur 28 hari diperoleh pada variasi abu sekam padi 30% dan merupakan yang paling optimum dengan kuat lentur sebesar 13,80 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa abu sekam padi pada campuran RPC melalui perlakuan uap dapat dijadikan alternatif material pozzolan untuk menghasilkan kuat tekan dan kuat lentur RPC yang tinggi.</p><p> </p><p>Kata Kunci: <em>Reactive Powder Concrete</em><em>, </em><em>Abu sekam</em><em> </em><em>padi,</em><em> </em><em>Kuat tekan</em><em>, Kuat lentur, Perawatan uap </em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>Reactive Powder Concrete (RPC) is a type of ultra high quality concrete with very high compressive strength and flexural strength characteristics. High-content cement, a very fine material with a high silica content, and no coarse aggregate are the components of RPC. In this study, rice husk ash (RHA) was used as an alternative pozzolanic material, and steam treatment was utilized to study the mechanical properties of RPC through compressive strength and flexural strength tests. Examinations of compressive strength were performed using cubes of 70.7 x 70.7 x 70.7 mm at 7 days and 28 days, while tests of flexural strength were performed using beams size 70.7 x 70.7 x 300 mm at 28 days. With a total of three samples for each variation, rice husk ash was employed at rates of 15%, 20%, 25%, 30%, and 35% by weight of cement. After casting for one day at 90°C for 72 hours, steam treatment started before being submerged in water. The results revealed that the 30% variation of rice husk ash had the highest compressive strength at 7 days, with an optimal compressive strength of 108.37 MPa, followed at 28 days by the 35% variation of RHA, with a maximum compressive strength of 116.59 MPa. Furthermore, the highest flexural strength of RPC at 28 days ages was obtained at 30% variation of rice husk ash and was the optimum with a flexural strength of 13.80 MPa. This study indicates that rice husk ash can be utilized as a substitute pozzolanic material in RPC mixes to develop high compressive and flexural strengths.</p><p> </p><p>Keywords: <em>R</em><em>eactive Powder Concrete</em><em>, Rice husk ash, Compressive strength,</em> <em>Flexural strength, Steam curing.</em></p>2024-03-25T14:46:21+07:00Copyright (c) 2024 Copyright (c) Yulius Rief Alkhaly, Sapriandi, Amrizal, Sayahdinhttps://teras.unimal.ac.id/teras/article/view/1082Pengaruh Asal Tenaga Kerja Konstruksi Terhadap Produktifitas kerja, Studi Kasus Proyek CWM - 01 Universitas Malikussaleh2024-03-25T14:46:22+07:00juanda juandajuandaeng06@gmail.comWesli Wesliwesli@unimal.ac.idSofyan Sofyansofyan.ahmad93@yahoo.comKhairullah Khairullahkhairullah@unimal.ac.idMaizuar Maizuarmaizuar@unimal.ac.id<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"> </p><p>Tenaga kerja menjadi salah satu bagian terpenting dalam pembangunan dan faktor penunjang keberhasilan proyek yang baik. Kemampuan tenaga kerja lokal dan luar daerah berpengaruh dalam percepatan pembangunan dan efisien pembangunan, dan besar pengaruh tenaga kerja lokal dan tenaga kerja luar daerah terhadap pekerjaan. Metode observasi dan kuesioner dilakukan dengan pengamatan dilapangan untuk menghitung besarnya produktivitas dan rasio pemanfaatan tenaga kerja<strong>, </strong>hasil Perhitungan uji <strong><em>realibilitas</em></strong> kostruk didapat nilai 0,847 menunjukan <em>good reability</em>, setelah dilakukan pengujian hubungan krateristik model pada <em>sofware</em> SEM Amos versi 23 menunjukan bahwa CMIN/DF 3,076 maka syarat ≤ 2 telah terpenuhi maka dinyatakan <em>goodness of fit</em>, maka rasio pemenfaatan tenaga kerja lokal 0,076 jam atau 25,5% sedangkan tenaga kerja non lokal 0,077 jam atau 25,8% <strong>pengaruh</strong><strong> produktifitas tenaga kerja lokal dan non lokal pada persentase kemampuan bekerja </strong>Pasangan Dinding Bata <strong>34,57%, plesteran dinding bata 7,20% </strong><strong>dan </strong><strong>setatus pekerja non lokal lebih cepat dari pekerja lokal pada pemasangan keramik didapatkan 16,48% lebih cepat penyelesaiannya terhadap </strong><strong>pekerja lokal maka besarnya </strong>pengaruh asal tenaga kerja terhadap produktifitas kerja mempuyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap rasio pemanfaatan tenaga kerja.</p><p> </p><p>Kata kunci: <em>Produktifitas, <strong>Rasio Pemanfaatan Tenaga Kerja</strong>, </em><em>Pengaruh Asal</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>Abstract</strong></p><p align="center"> </p><p>Labor is one of the most important parts in development and a factor that supports the success of a good project. The ability of local and non-regional workers influences the acceleration of development and efficient development, and the large influence of local and non-regional workers on employment. Observation and questionnaire, question sheets and direct observation in order to obtain input data to calculate the amount of productivity and labor utilization ratio, of the construction reliability test calculation, a value of 0.847 is obtained, indicating good reliability, after testing. The model characteristic relationship in SEM Amos software version 23 shows that CMIN/DF is 3.076, then the condition ≤ 2 has been fulfilled, then it is declared goodness of fit, then the utilization ratio of local labor is 0.076 hours or 25.5% while non-local labor is 0.077 hours or 25. 8% influence of local and non-local labor productivity on the percentage of work ability of brick wall masonry 34.57%, brick wall plastering 7.20% and one hundred non-local workers faster than local workers and for ceramic installation 16.48% quicker completion for local workers, the magnitude of the influence of the origin of the workforce on work productivity has a very significant influence on the labor utilization ratio.</p><p> </p><p>Keywords: <em>Productivity, Labor Utilization Ratio, Effect of Origin</em></p>2024-03-25T14:46:22+07:00Copyright (c) 2024 Copyright (c) Juanda, Wesli, Sofyan, Khairullah, Maizuar